Thursday, August 2, 2012

Jalan sedikit saja


Rasanya sudah habis kata-kata untuk menggambarkan perasaan yang masih gue pendam hingga sekarang ke Uke. Tidak ada pilihan lain selain tetap menulis dan menjalani hari seperti biasa. Mencari kesibukan baru, lama, usang, kesana, kemari, sama saja.
Bukankah itu namanya menjalani hidup?

Selalu diingatkan oleh siapapun yang mengenal Uke. Perbincangan oleh adiknya, Bunga, obrolan kecil dengan teman kerja dan suami. Lalu sekian malam yang gue lalui untuk berdoa ditujukan ke Uke almarhum.

Gue menanti kapan luka ini akan sembuh, tapi nampaknya itu akan mengering dengan sendirinya, tidak bisa gue paksakan dengan membabi buta. Jadi ya sudah, nikmati saja pedihnya, rindunya, sedihnya, air matanya, kenangan-kenangannya. Karena hanya itu yang bisa gue lakukan selain berdoa.

Belajar tentang luka akan kehilangan mungkin baru sekarang.
Belajar tentang berdamai dengan perasaan yang dalam mungkin juga baru sekarang. Masih banyak pertanyaan, kenapa, jika, bilamana berterbangan dalam benak, berarti itu pertanda gue belum ikhlas.
Tapi satu hal yang gue yakini, kepergian Uke memang sudah menjadi pilihan Tuhan yang terbaik untuk semuanya. Yakini saja itu.

Dan gue akan terus menulis, terus melanjutkan hari, dimulai  dengan berani membuka folder foto, mulai kembali mendengarkan lagu-lagu yang biasa kami dengar bersama, mulai melihat-lihat lagi semua koleksi desain dia yang ada di kantor gue. Setidaknya gue mengalami kemajuan. Tidak lagi melulu isi air mata, meski kerongkongan terasa seperti tersedak tapi muka gue tidak lagi banjir dan basah seperti yang sudah-sudah.

Mampirlah sebentar dalam mimpi, jika itu masih mungkin, Ke. Tapi jika tidak ya gue sampaikan salam melalui alunan doa diantara dua sujud. Untuk elo, bokap dan adik gue yang sudah bersama-sama elo disana.

02 Agustus 2012 / Kamis
pk. 14.15 WIB



No comments:

Post a Comment