Monday, July 2, 2012

Dear Uke ...


Dear Uke,

Gue baru saja menyelesaikan baca novelnya Zara Zettira ZR, yang judulnya Loe gue End. Cerita tersebut diangkat dari kisah nyata berdasarkan kiriman email salah satu fansnya Mbak Zara yang isinya tentang curhatan dia sehari-hari sebagai pemakai drugs. Tapi ya kebanyakan dia berkisah tentang pakai obat anti depresan dan alkohol.

Bukan kisah tentang drugsnya yang menarik gue untuk bicara ini sama elo. Tapi tentang cerita dia, si tokoh itu namanya Alana, seorang cewek yang jadi model. Ternyata setiap kali dia mabok, menurut teman-temannya dia seperti orang bengong/kemasukan dan bengongnya itu makan waktu berjam-jam lamanya. Lalu temannya ada yang bilang, barangkali rohnya Alana sedang jalan-jalan alias dia adalah seorang astral traveler.

Disana ada diceritain, ketika pada akhirnya Alana menyadari dia seorang astral traveler dan “jalan2” ke tempat dimana kebanyakan orang yang sudah meninggal berada, dia ketemu salah satu temannya yang juga sudah meninggal karena OD. Dan dibuku itu juga diceritakan dengan cukup detail suasana, percakapan, dan lain-lain tentang “alam” tersebut.
Gue sempat tidak berani melanjutkan baca. Seperti biasa ya, gue takut dan parno sendiri. Tapi gue akui cerita itu membekas dibenak gue banget-banget. Berjuta pertanyaan ada di pikiran gue. Masa iya sih suasanya seperti itu? Bahkan gue masih inget banget ucapannya Alana, “Gue jadi bertanya-tanya, apa benar ada surga dan neraka”.

Seandainya benar suasananya seperti itu, seperti yang digambarkan dibuku itu, gue jadi penasaran apakah elo ketemu sama orang-orang/saudara-saudara kita disana dan melakukan aktifitas seperti biasa. Seandainya lo masih hidup Ke, gue akan dengan sangat antusias dan senang hati untuk mendiskusikan ini sama elo. Tentang konsep “kehidupan sesudah mati”. Kepala gue penuh sama pertanyaan pertanyaan seperti apakah elo disana bahagia? Apakah elo disana masih nyimeng? Apakah elo disana bisa ngeband musik-musik metal? Apakah elo disana jalan-jalan dan berpetualang? Apakah elo masih ngedesain majalah disana? Atau bahkan elo sebenarnya melihat gue nggak sih disini?

Bodoh sekali ya pertanyaan gue? Hahahaha. Nggak apa-apa. Ini karena mungkin terlalu menghayati novel yang baru selesai gue baca. Tapi seandainya benar, mungkin gue nggak akan terlalu takut mati, toh sudah ada elo disana, ada bokap gue, ada adek gue, ada kakek nenek kita dan teman-teman lainnya. Sayangnya kita nggak bisa “berkomunikasi” antar alam ya, karena gue bukan astral traveler. Hehehe. Jadi kematian dan kehidupan sesudah mati tetap akan menjadi misteri buat gue. Kadang gue lebih suka “lebih baik tidak tahu daripada tahu dan menyakitkan”. J

Tulisan ini hanya berdasarkan rasa ingin tahu saja, untuk mengeluarkan unek-unek gue karena kita sudah nggak bisa lagi ngobrol seperti kebiasaan kita sebelumnya. Banyak sekali cerita yang pengen gue ceritain. Tapi ditulisan berikutnya deh ya. Gue kangen sama ketawa-ketawa kita, sama curhat-curhatan kita. Gue kehilangan elo! I really do!
Wish you were here and we could share all things ...

Ps. Sekilas tentang astral traveler


2 Juli 2012/Senin
H. Nawi
Rumah STIGMA