Apa
itu MOVE ON? Katanya MOVE ON adalah ketika kita berada pada titik terendah dalam
hidup kita, kita harus terus maju. Jangan terlalu lama berkubang dalam
kesedihan. Karena hidup terus berputar, waktu terus berjalan, dan masih banyak
dari sisa hidup kita yang masih bisa dilakukan selain murung dan diam ditempat
karena sedih.
Tanggal
11 November 2011 lalu saya kehilangan seseorang yang sangat berarti untuk saya,
seorang sepupu. Namanya Uke. Kami sangat dekat, karena kami sejak kecil hingga
beranjak besar sudah dipastikan sering menghabiskan waktu bersama. Banyak hal
dalam hidup yang kami lalui bersama. Kenangan indah yang menumpuk.
Dan
ketika dia mulai sakit-sakitan tahun lalu hingga pada akhirnya pergi untuk
selamanya membuat saya cukup terpukul. Padahal saya biasanya adalah orang yang
cepat merasakan dan cepat melupakan, tetapi ternyata untuk kehilangan seorang
Uke, hal tersebut tidak dapat saya lakukan. Saya masih saja menghitung hari
sudah berapa lama dia pergi, masih menghindari folder dalam laptop yang
berisikan kumpulan foto-foto saya dan dia, menghindari pergi ke tempat dimana
kami biasa pergi berdua, tidak mau memutar lagu yang biasa kami dengarkan
berdua, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya. Karena apa? Karena dalam hitungan
detik, air mata saya sudah jatuh luruh. Muka saya sudah banjir oleh air mata. Ternyata,
kehilangan Uke sangat memukul saya.
Ternyata
kepergian dia tidak semudah melupakan mantan pacar seperti yang sudah-sudah.
Ternyata
dia sangat berarti bagi hidup saya.
Ternyata
saya sayang banget sama dia.
Kehilangan
dia menyebabkan saya tidak produktif menulis puisi ataupun sekedar catatan
harian lagi, karena ya itu, tidak makan waktu lama untuk membuat mata saya
basah kemudian menangis tersedu-sedu. Jadi lebih baik saya hindari saja hal-hal
yang memicu hal tersebut. Hingga pada akhirnya ketika saya mulai membuka
kembali blog-blog saya dan memperhatikan kapan terakhir saya menulis puisi dan
catatan harian, saya baru sadar mungkin jalan keluar satu-satunya untuk bisa
melepas kepergian Uke dengan tegar adalah dengan menghadapi semua perasaan yang
bertalu-talu dibenak saya ini. Mungkin saya harus memaksa diri saya untuk
menulis, menjabarkan dengan jelas perasaan-perasaan saya, sehingga menulis bisa
menjadi semacam terapi untuk saya. Terapi kesedihan. Dengan menuliskan apa saja
perasaan-perasaan saya ketika mengingat Uke. Konon hal itu akan mengikis
perasaan ‘sakit’ karena ditinggal seseorang yang berarti buat kita. Lalu mulailah
saya menulis tulisan ini.
Lagipula
saya pikir, MOVE ON adalah pilihan yang saya punya saat ini. Karena waktu terus
berjalan dan Uke tidak mungkin kembali, tetapi kenangan manis saya dan dia
tetap akan ada dalam hati dan pikiran saya bukan? Toh hal terbaik yang bisa
saya lakukan untuk dia adalah berdoa untuk kebaikannya ‘disana’.
Katanya
‘waktu’ juga yang akan ‘menyembuhkan’.
Jangan
pernah takut untuk melepas rasa sakit. Karena itu hanya beban yang membuat kita
sulit untuk melangkah maju. Sedih boleh-boleh saja, itu sangat manusiawi, but we still have to MOVE ON!
Let’s
go!
18
Juni 2012 / Senin
Rumah
STIGMA
Foto dari tumblr
No comments:
Post a Comment